Halaman

Ibrahim,Pemuda cerdik dalam berda'wah

Sosok cerdas,cerdik dan berani melekat pada pemuda Ibrahim, kisah agungnya diabadikan dalam kitab suci Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an Nabi Ibrahim disebut dengan kata Fataa yang artinya pemuda. Penyebutan fataa terdapat dalam ayat yang menceritakan ibrahim muda menghancurkan semua berhala dengan  menggunakan kampak,kemudian dia membiarkan satu berhala yang paling besar dengan di sandangi kampak tersebut.Ketika kaumnya mencari-cari tau siapa yang telah menhacurkan berhala-berhala sesembahan mereka,mereka menyebut fataa,pemuda yang di panggil dengan nama Ibrahim.
Al-Qur'an mengabadikan perbincangan mereka dalam sebuah ayat :
قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ (59) قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ (60)
Artinya :Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim." Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ."

Pada mulanya,Sebelum Ibrahim menghancurkan patung-patung berhala,dia telah berulangkali meyakinkan kaumnya bahwa apa yang mereka sembah adalah keliru, Berhala-berhala tersebut terbuat dari kayu yang tidak bisa memberi manfaat dan madlarat pada siapapun,bahkan kepada dirinya sendiri.Bahkan berhala-berhala tersebut dibuat oleh bapaknya Ibrahim yang bernama Nadzar.

Dengan meruntuhkan berhala-berhala tersebut, Ibrahim mendapat kesempatan terbuka berdialog dengan kaumnya. Sebab pada biasanya mereka acuh dan tidak menghiraukan perkataan Ibrahim.

Atas perintah Raja Namrud, penguasa saat itu, Nabi Ibrahim di tangkap dan ditanyai dihadapan orang banyak,untuk mencari tau masalah yang sebenarnya.Semua orang memang ingin mendengar jawaban Ibrahim yang selama ini memang selalu berbeda dengan mereka.

Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan." Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?",(Q.S.Al Anbiya':61-62).

Menanggapi tuduhan Itu,Nabi Ibrahim menolak dan justru menuduh berhala besar yang bersandang kapak sebagai pelakunya.
 Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara." ?",(Q.S.Al Anbiya':63).

Jawaban yang tidak diduga-duga tersebut membuat mereka terdiam,mereka dipojokkan dengan logika Ibrahim yang tajam dan menusuk.
Akhirnya mereka mulai berfikir logis dan masuk akal bahwa patung yang selama ini mereka sembah adalah patung yang sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, jangankan mengabulkan permintaan, patung itu bahkan tidak bisa memberi tahu siapa yang menghancurkan teman-temannya.
Dalam suasana diatas angina, akhirnya ibrahim dengan leluasa menyampaikan da'wah pada kaumnya :
Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu? Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?",(Q.S.Al Anbiya':66-67).

Kemampuan da'wah nabi Ibrahim dalam menyampaikan seruan da'wah ini menyebabkan dampak yang besar bagi kaumnya.Beliau berhasil menggiring massa untuk berkumpul dengan rasa penuh keingintahuan,dan di tempat itu dengan beberapa patah kata saja,beliau telah mengungkapkan kebenaran sekaligus meruntuhkan kekeliruan kaumnya selama ini.